Stres Berat Kerja di Taiwan, TKI Ini Gigit Lidahnya Sendiri Sampai Luka Berat dan Mogok Makan


Kisah penderitaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) seakan tak ada habisnya.

Kemarin warga sempat dikejutkan dengan tewasnya TKI yang tewas setelah dibiarkan hidup berbulan-bulan tidur di halaman rumah majikan di Malaysia.

Kini, kabar menyedihkan datang dari seorang pria asal Kabupaten Siak, Riau ini harus menderita di negeri tetangga karena tekanan hidup yang dirasakannya.

Malahan ia depresi dan menyiksa diri dengan menggigit lidahnya sendiri hingga hancur.

Pihak Imigrasi Indonesia kini tengah berusaha untuk bisa memulangkan Dedi Putra (28) yang kini masih terbaring lemah di Rumah Sakit Ministry of Health and Welfare Nontou Hospital, Taiwan.

Berikut beberapa fakta soal TKI Dedi Putra yang depresi akibat siksaan fisik dan batin yang diterima selama bekerjadi Taiwan.

1. Istri Meninggal

Di tahun 2015, Dedi Putra memilih jalan hidup sebagai TKI dengan alasan ingin mengubah hidup setelah istrinya meninggal

Karena mendapat tawaran bekerja di sebuah kapal berbendera Taiwan, Dedi pun semangat.

Namun, upayanya untuk mencapai asa ditempuh dengan cara nekat.

Dedi hanya mengurus paspor berkunjung ke Malaysia pada Agustus 2015 lalu di Kantor Imigrasi Kelas II Siak tanpa mengurus visa kerja.

2. Kerja di Kapal

Hanya berbekal paspor, Dedi bekerja sebagai ABK di kapal Hua Sheng N0669 CT7- 0609 berbendera Taiwan.

Selama bekerja sekitar 1,5 tahun ia mendapat tekanan dan tak tahan dengan kerasnya hidup di atas kapal.

Selain kewajiban kerja yang berat, ia juga mendapat tekanan dari senior-seniornya.

Ia juga sempat menerima kekerasan verbal dan fisik selama bekerja di sana.

3. 'Melarikan diri' ke Perkebunan

karena tak tahan dengan kerasnya kehidupan menjadi ABK, ia keluar dari kapal dan bekerja di darat.

Berbulan-bulan lamanya ia bekerja di sebuah perusahaan perkebunan di Taiwan membuat Dedi merasa lega.

Anak bungsu dari 5 bersaudara itu sudah dapat berkirim uang ke kampung halamanya di Kampung Sungai Berbari, kecamatan Pusako, kabupaten Siak, Riau.

Terlebih untuk ibunya Rahmi dan dua orang anaknya, yang ditinggal istrinya.

Ia pun cukup lama bekerja di sana hingga 2017.

4. Ditangkap Pemerintah Taiwan

Sekitar akhir tahun 2017 lalu, langkah Dedi seketika terhenti saat hendak pulang dari kebun.

Pihak berwewenang Taiwan mengadakan razia ketat, sehingga Dedi tertangkap.

Saat diperiksa, Dedi tidak mempunyai dokumen yang lengkap, sehingga ia ditahan.

5. Dipenjara Hingga Depresi

Selama ditahan, tekanan yang ia rasakan semakin besar.

Pada masa tahanan, Dedi mengalami tekanan yang lebih kuat.

Ia menjalani aksi mogok makan hingga berminggu-minggu.

Depresinya semakin parah sekitar sebulan lalu.

Ia melawan kepada petugas saat mengantarkan jatah makan.

6. Gigit Lidah Hingga Hancur

Saking tidak sadarkan dirinya, ia pun menggigit-gigit lidahnya sampai terluka-luka.

Ia tidak dapat menelan apapun. Sedangkan tubuhnya sangat lemas, dan terpaksa dirawat di rumah sakit.

"Jatah gaji yang masih tersisa di perkebunan dijadikan untuk membiayainya di rumah sakit. Tetapi uang itu tidak cukup," kata Juprizal, abang kandung Dedi, Senin (12/3/2018).

7. Keluarga Tunggu di Jakarta

Orangtuanya, Rahmi (52) juga sudah sangat cemas. Ia meminta bantuan kepada pemerintahan desa dan camat Pusako untuk mengurus pemulangan anaknya.

Pada Jumat (9/3/2018) Juprizal dan adiknya berangkat ke Jakarta menanti kepulangan Dedi.

Namun, informasi dari Taiwan, Dedi tidak bisa pulang karena kondisinya belum memungkinkan.

"Kami terpaksa mencari rumah kos di Jakarta menanti kepulangannya. Mudah-mudahan nanti dibantu pihak Imigrasi,"kata dia.

Juprizal mengakui, adiknya berangkat ke Taiwan memang tidak menggunakan visa kerja. Sebab, awalnya Dedi bekerja di kapal sehingga jarang berada di daratan.

"Karena dia tertangkap makanya dia depresi. Kami berharap pemerintah membantu kami agar dapat memulangkannya segera,"kata dia.

Menurut dia, orangtuanya Rahmi juga tidak bisa menelan nasi saking cemasnya memikirkan Dedi. Jika tidak cepat dipulangkan, ia khawatir ibunya juga akan jatuh sakit.

Share :
close