Viral Tujuh - Padahal Sering Dilakukan, Padahal Itu adalah Termasuk Durhaka pada Suami
Untuk mengetahui apakah itu durhaka atau bukan kita harus kembali pada apa yang telah dijelaskan pada al-quran, bahwa.... baca selanjutnya..
Mencari istri solihah adalah idaman semua muslim. Karena istri solihah adalah cerminan rumah tangga yang sakinah, mawaddahh wa rohmah, lantas bagaimana seorang istri bisa menjadi solihah, ataukah seorang istri pernah melakukan tidnakan yang secara tidak ia sengaja malah menjadikan ia durhaka, simak yuk ulasannya.
Ciri-ciri kedurhakaan seorang istri kepada suaminya amat banyak dan beragam bentuknya. Di antaranya sebagai berikut: istri yang suka mencaci-maki suami, suka memarahi suami, suka mengangkat suara di depan suami, suka membuat suami jengkel, berwajah cemberut di depan suami, menolak ajakan suami untuk berhubungan intim, membenci keluarga suami, tidak mensyukuri (mengingkari) kebaikan dan pemberian suami, tidak mau mengurusi rumah tangga suami, membantah/ membangkang perintah suami, keluar rumah tanpa izin suami, selingkuh dengan bentuk apa pun, suka berkeluh kesah dan tidak puas dengan penghasilan suami.
1. Tidak Mau Berterima Kasih
Menjadi istri shalihah adalah ibadah yang cukup banyak namun tergolong ibadah yang paling besar dalam menjaring pahala ridha Allah SWT, sekaligus merupakan kewajiban yang paling besar yang harus dilakukan setelah kewajiban terhadap Allah SWT dan kepada Nabi SAW. Sebaliknya, ancaman serta peringatan Nabi SAW terhadap istri yang durhaka kepada suaminya sangat banyak, di antaranya:
“Allah tidak akan melihat seorang istri yang tidak mau berterima kasih atas kebaikan suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya.” [HR An-Nasa’i dalam Al-Kubra (9135 & 9136), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (2349), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2771)]
“Telah diperlihatkan neraka kepadaku, kulihat kebanyakan penghuninya adalah perempuan, mereka telah kufur (ingkar)!”
2. Mengingkari Kebaikan Suami
Ada yang bertanya, “Apakah mereka kufur (ingkar) kepada Allah?”
Rasulullah SAW menjawab, “Tidak, mereka mengingkari (kebaikan) suami. Sekiranya kalian senantiasa berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hidupnya, lalu ia melihat sesuatu yang tidak berkenan, ia (istri durhaka itu) pasti berkata, ‘Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu’.”
[HR Al-Bukhari dalam Shahih-nya (29), dan Muslim dalam Shahih-nya (907)].
“Aku mendatangi Rasulullah SAW untuk suatu keperluan.
Beliau bertanya, “Siapakah ini? Apakah sudah bersuami?”
“Sudah,” jawabku.
“Bagaimana hubunganmu dengannya?’ tanya Rasulullah SAW.
“Aku selalu mentaatinya sebatas kemampuanku.”
Rasulullah SAW bersabda, ‘Perhatikanlah selalu bagaimana hubunganmu denganya, sebab suamimu adalah surgamu, dan nerakamu’.” [HR An-Nasa’i dalam Al-Kubra (8963), Ahmad dalam Al-Musnad (4/341/no. 19025), dan lainnya]
“Sekiranya aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada lainnya, niscaya akan kuperintahkan seorang istri sujud kepada suaminya.” [HR At-Tirmidzi dalam As-Sunan (1159), dan lainnya].
“Ada dua orang yang shalatnya tidak melampaui kepalanya: budak yang lari dari majikannya sampai ia kembali, dan perempuan yang durhaka kepada suaminya sampai ia mau rujuk (taubat).” [HR Ath-Thabarani dalam Ash-Shaghir (478), dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (7330)].
3. Marah Kepada Suami
“Ada tiga orang yang shalatnya tidak melampaui telinganya: hamba yang lari sampai ia mau kembali, perempuan yang bermalam sedang suaminya marah kepadanya, dan seorang pemimpin kaum sedang mereka benci kepadanya.” [HR At-Tirmidzi (360)].
4. Enggan diajak Melakukan Hubungan Suami Istri
“Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur lalu sang istri enggan, dan suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, para malaikat akan melaknat sang istri sampai pagi.” [HR Al-Bukhari kitab Bad’ al-Khalq (3237), dan Muslim kitab An-Nikah (1436)].
“Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, seorang istri tak akan memenuhi hak Rabb-nya sampai ia mau memenuhi hak suaminya. Walaupun suaminya meminta dirinya (untuk berjima’) sedang ia berada dalam sekedup, ia (istri) tak boleh menghalanginya.”
[HR Ibnu Majah dalam kitab An-Nikah (1853)].
Jika kamu saat ini menjadi istri, maka perhatikanlah sikapmu pada suami ya sob, jika kamu belum menjadi istri, kamu harus siap-siap menjadi istri solihah.
Untuk mengetahui apakah itu durhaka atau bukan kita harus kembali pada apa yang telah dijelaskan pada al-quran, bahwa.... baca selanjutnya..
Mencari istri solihah adalah idaman semua muslim. Karena istri solihah adalah cerminan rumah tangga yang sakinah, mawaddahh wa rohmah, lantas bagaimana seorang istri bisa menjadi solihah, ataukah seorang istri pernah melakukan tidnakan yang secara tidak ia sengaja malah menjadikan ia durhaka, simak yuk ulasannya.
Ciri-ciri kedurhakaan seorang istri kepada suaminya amat banyak dan beragam bentuknya. Di antaranya sebagai berikut: istri yang suka mencaci-maki suami, suka memarahi suami, suka mengangkat suara di depan suami, suka membuat suami jengkel, berwajah cemberut di depan suami, menolak ajakan suami untuk berhubungan intim, membenci keluarga suami, tidak mensyukuri (mengingkari) kebaikan dan pemberian suami, tidak mau mengurusi rumah tangga suami, membantah/ membangkang perintah suami, keluar rumah tanpa izin suami, selingkuh dengan bentuk apa pun, suka berkeluh kesah dan tidak puas dengan penghasilan suami.
1. Tidak Mau Berterima Kasih
Menjadi istri shalihah adalah ibadah yang cukup banyak namun tergolong ibadah yang paling besar dalam menjaring pahala ridha Allah SWT, sekaligus merupakan kewajiban yang paling besar yang harus dilakukan setelah kewajiban terhadap Allah SWT dan kepada Nabi SAW. Sebaliknya, ancaman serta peringatan Nabi SAW terhadap istri yang durhaka kepada suaminya sangat banyak, di antaranya:
“Allah tidak akan melihat seorang istri yang tidak mau berterima kasih atas kebaikan suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya.” [HR An-Nasa’i dalam Al-Kubra (9135 & 9136), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (2349), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2771)]
“Telah diperlihatkan neraka kepadaku, kulihat kebanyakan penghuninya adalah perempuan, mereka telah kufur (ingkar)!”
2. Mengingkari Kebaikan Suami
Ada yang bertanya, “Apakah mereka kufur (ingkar) kepada Allah?”
Rasulullah SAW menjawab, “Tidak, mereka mengingkari (kebaikan) suami. Sekiranya kalian senantiasa berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hidupnya, lalu ia melihat sesuatu yang tidak berkenan, ia (istri durhaka itu) pasti berkata, ‘Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu’.”
[HR Al-Bukhari dalam Shahih-nya (29), dan Muslim dalam Shahih-nya (907)].
“Aku mendatangi Rasulullah SAW untuk suatu keperluan.
Beliau bertanya, “Siapakah ini? Apakah sudah bersuami?”
“Sudah,” jawabku.
“Bagaimana hubunganmu dengannya?’ tanya Rasulullah SAW.
“Aku selalu mentaatinya sebatas kemampuanku.”
Rasulullah SAW bersabda, ‘Perhatikanlah selalu bagaimana hubunganmu denganya, sebab suamimu adalah surgamu, dan nerakamu’.” [HR An-Nasa’i dalam Al-Kubra (8963), Ahmad dalam Al-Musnad (4/341/no. 19025), dan lainnya]
“Sekiranya aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada lainnya, niscaya akan kuperintahkan seorang istri sujud kepada suaminya.” [HR At-Tirmidzi dalam As-Sunan (1159), dan lainnya].
“Ada dua orang yang shalatnya tidak melampaui kepalanya: budak yang lari dari majikannya sampai ia kembali, dan perempuan yang durhaka kepada suaminya sampai ia mau rujuk (taubat).” [HR Ath-Thabarani dalam Ash-Shaghir (478), dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (7330)].
3. Marah Kepada Suami
“Ada tiga orang yang shalatnya tidak melampaui telinganya: hamba yang lari sampai ia mau kembali, perempuan yang bermalam sedang suaminya marah kepadanya, dan seorang pemimpin kaum sedang mereka benci kepadanya.” [HR At-Tirmidzi (360)].
4. Enggan diajak Melakukan Hubungan Suami Istri
“Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur lalu sang istri enggan, dan suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, para malaikat akan melaknat sang istri sampai pagi.” [HR Al-Bukhari kitab Bad’ al-Khalq (3237), dan Muslim kitab An-Nikah (1436)].
“Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, seorang istri tak akan memenuhi hak Rabb-nya sampai ia mau memenuhi hak suaminya. Walaupun suaminya meminta dirinya (untuk berjima’) sedang ia berada dalam sekedup, ia (istri) tak boleh menghalanginya.”
[HR Ibnu Majah dalam kitab An-Nikah (1853)].
Jika kamu saat ini menjadi istri, maka perhatikanlah sikapmu pada suami ya sob, jika kamu belum menjadi istri, kamu harus siap-siap menjadi istri solihah.
Share :