Saat di Rumah Anak dan Mantu, Mereka Menyuruhku Membawa Pulang “Kue Sisa Kemarin”! Siapa Sangka Saat Membukanya di Rumahku, Aku Langsung Banjir Air Mata!



Aku memiliki 2 orang anak, satu laki-laki dan satu lagi perempuan. Anak laki-lakiku belum menikah, tapi anak perempuanku sudah menikah. Dia dan suaminya dikenalkan melalui perjodohan teman-teman di desa ini.

Merawat 2 orang anak sendirian bukanlah hal yang mudah, aku harus bekerja dan menabung demi keberlangsungan hidup kami.

Aku mengumpulkan uang dan membangunkan sebuah rumah untuk anak laki-lakiku, untungnya anak perempuanku pengertian dan tidak marah, dia juga berpikir kelak saat menikah dia akan tinggal bersama suaminya.

Setelah menikah, anak perempuanku dan suaminya sibuk bekerja. Mereka tidak ada waktu untuk mengurus kebun, jadi akulah yang menanam dan mengurus kebun mereka. Sekalian aku juga membuatkan makanan untuk makan malam mereka.



Suatu hari saat aku datang ke rumah mereka, ternyata besan perempuanku sedang merayakan ulang tahun. Mereka memesan begitu banyak makanan dan sebuah kue ulang tahun. Tadinya aku tidak enak hati dan ingin pulang saja, tapi menantuku menyuruhku untuk bergabung dan menikmati hidangan yang sudah tersedia.

Mau tidak mau aku ikut merayakan acara ulang tahun besanku. Aku melihat kalau menantuku adalah orang yang baik dan pengertian, aku merasa sangat bersyukur anak perempuanku menikah dengannya.

Saat aku mau pulang, menantuku menyuruhku untuk membawa sisa makanan dan kue ulang tahun pulang ke rumah, sekalian untuk anak laki-lakiku. Sejujurnya aku merasa tidak enak hati, namun menantuku dan anak perempuanku memaksaku untuk membawanya pulang ke rumah, jadi aku terima saja karena mereka sudah membantuku membungkuskannya.



Sesampainya di rumah, aku segera membuka makanan tersebut dan hendak menyimpannya ke dalam kulkas. Ketika aku membukanya, aku menyadari ada sebuah amplop kecil dan ketika aku membuka amplop tersebut ternyata isinya adalah uang.

Aku benar-benar terkejut! Selain ada uang, di dalam amplop itu juga da secarik surat yang bertuliskan:”Bu, ini uang untuk ibu. Kami tahu ibu sedang membutuhkan uang, apalagi sedang membangun rumah untuk kakak. Kami sengaja menyimpan uang ini disini karena kalau kami memberikannya langsung pasti ibu akan menolaknya. Memang jumlah uang ini tidak seberapa, tapi semoga bisa membantu meringankan beban ibu. Kami sayang ibu.”

Selesai membaca surat ini aku langsung menangis. Bukan jumlah uang yang aku lihat, tapi bentuk kepedulian mereka terhadap keluarga membuatku sangat bersyukur atas hidup ini.

Sumber : Beauty


Share :
close