Viral Tujuh - Pernah dengan seseorang yang sebelumnya menggebu-gebu mau menikah, namun kemudian malah menyesal setelah menikah? pasti tak ingin mengalami hal yang seperti itu kan? Inilah beberapa hal yang harus dilakukan supaya tak merasakan penyesalan setelah menikah:
1. Sederhanakan harapanmu
Banyak orang yang menyesal dan kecewa terhadap pernikahannya karena memiliki harapan yang terlalu rumit dan tinggi sebelum menikah. Misalnya berharap dapat pelayanan terbaik dari istri, mulai dari masakan yang enak, rumah yang bersih, pakaian yang harum dan rapi di lemari. Atau untuk yang perempuan biasanya berharap semua kebutuhan finansialnya terpenuhi, bisa jalan-jalan terus dengan suami tersayang, tinggal di rumah yang bagus dengan perabot lengkap, jadi begitu pasangan tidak memenuhi harapan tersebut langsung deh merasa kecewa berat dan menyesal menikah.
Coba bikin harapan yang sederhana, misalnya menikah itu agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi fokus harapannya ada pada dalam diri kita sendiri, bukankah ini lebih sederhana? Kita tak menuntut orang lain mengikuti harapan kita, tapi diri kita sendiri berupaya melakukan yang terbaik.
2. Siap mental untuk punya anak
Kekagetan pasutri yang baru menikah adalah ketika dalam waktu singkat sudah dititipi momongan, sementara secara mental, finansial dan keilmuan, mereka belum siap. Akhirnya perasaan stres, depresi, kecewa, dan menyesal mewarnai hari-hari.
Upayakan sudah siap memiliki anak ketika memutuskan ingin menikah. Jika ternyata belum diberi anak dalam waktu dekat, syukurilah hal tersebut sebagai perpanjangan waktu untuk ‘pacaran’ lebih lama dengan pasangan. Tapi intinya… penting untuk menyiapkan diri memiliki momongan setelah menikah, jangan menyepelekan dengan dalih “Aaah… tunda punya anak dulu, gampang kan tinggal pakai KB.” Karena sungguh malang dan kasihan buah hati yang terlahir dari pasutri yang tidak siap menjadi orangtua.
3. Bersiap mengurangi aktivitas luar rumah atau pastikan pasangan menyetujui aktivitas kita tersebut
Banyak yang menganggap setelah menikah hidup berubah jadi terkungkung karena selalu berdiam diri di dalam rumah dan sulit jalan-jalan hang out bersama teman-teman atau beraktivitas luar rumah sebagaimana sebelum menikah.
Sebenarnya hal ini wajar dirasakan terutama oleh wanita yang setelah menikah langsung dapat momongan sehingga tersita waktu dan perhatiannya untuk mengurusi anak. Akan tetapi jika keniscayaan ini sudah dipersiapkan sebelum menikah, tidak akan terlalu kaget apalagi sampai depresi.
Metode lainnya adalah dengan meminta izin pasangan sejak sebelum menikah, agar pasangan paham bahwa kita memiliki banyak aktivitas luar rumah, misalnya mengaji, mengisi kajian, mengajar privat, kursus tahsin, dan lain sebagainya. Sehingga setelah menikah pun ia akan mau mengerti dan mudah memberi izin keluar rumah untuk aktivitas tersebut.
4. Menjaga bentuk tubuh, tapi juga mengikhlaskan diri jika penampilan berubah setelah menikah
Kebahagiaan dalam rumah tangga biasanya menyebabkan badan membesar. Untuk wanita, ketika hamil pun badan akan berubah. Banyak yang tak bisa menerima anugerah ini dan merasa benci dengan bentuk tubuhnya yang melar atau penuh stretch mark. Oleh sebab itu perlu diantisipasi sejak awal, yakni dengan menjaga asupan makanan, memperbanyak waktu untuk melatih tubuh/ olahraga, atau mempersiapkan mental dengan mensyukuri bentuk tubuh yang membesar atau pipi yang makin chubby sebagai karunia Allah.
5. Belajar mengelola keuangan
Meskipun setelah menikah mendapat gaji double jika kedua pasutri sama-sama bekerja, akan tetapi kebutuhan hidup pun meningkat: menyisihkan uang untuk tabungan membeli rumah, tabungan pendidikan anak, dan lain sebagainya, maka pasutri penting belajar mengelola keuangan agar tidak pusing ketika menjalani hari-hari pernikahan penuh dengan tagihan ini-itu.
demikianlah ulasan yang bisa kami sampaikan , semoga ada manfaat yang bisa dipetik oleh pembaca sekalian, terima kasih…
sumber : www.bacaanmuslimahku.com
1. Sederhanakan harapanmu
Banyak orang yang menyesal dan kecewa terhadap pernikahannya karena memiliki harapan yang terlalu rumit dan tinggi sebelum menikah. Misalnya berharap dapat pelayanan terbaik dari istri, mulai dari masakan yang enak, rumah yang bersih, pakaian yang harum dan rapi di lemari. Atau untuk yang perempuan biasanya berharap semua kebutuhan finansialnya terpenuhi, bisa jalan-jalan terus dengan suami tersayang, tinggal di rumah yang bagus dengan perabot lengkap, jadi begitu pasangan tidak memenuhi harapan tersebut langsung deh merasa kecewa berat dan menyesal menikah.
Coba bikin harapan yang sederhana, misalnya menikah itu agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi fokus harapannya ada pada dalam diri kita sendiri, bukankah ini lebih sederhana? Kita tak menuntut orang lain mengikuti harapan kita, tapi diri kita sendiri berupaya melakukan yang terbaik.
2. Siap mental untuk punya anak
Kekagetan pasutri yang baru menikah adalah ketika dalam waktu singkat sudah dititipi momongan, sementara secara mental, finansial dan keilmuan, mereka belum siap. Akhirnya perasaan stres, depresi, kecewa, dan menyesal mewarnai hari-hari.
Upayakan sudah siap memiliki anak ketika memutuskan ingin menikah. Jika ternyata belum diberi anak dalam waktu dekat, syukurilah hal tersebut sebagai perpanjangan waktu untuk ‘pacaran’ lebih lama dengan pasangan. Tapi intinya… penting untuk menyiapkan diri memiliki momongan setelah menikah, jangan menyepelekan dengan dalih “Aaah… tunda punya anak dulu, gampang kan tinggal pakai KB.” Karena sungguh malang dan kasihan buah hati yang terlahir dari pasutri yang tidak siap menjadi orangtua.
3. Bersiap mengurangi aktivitas luar rumah atau pastikan pasangan menyetujui aktivitas kita tersebut
Banyak yang menganggap setelah menikah hidup berubah jadi terkungkung karena selalu berdiam diri di dalam rumah dan sulit jalan-jalan hang out bersama teman-teman atau beraktivitas luar rumah sebagaimana sebelum menikah.
Sebenarnya hal ini wajar dirasakan terutama oleh wanita yang setelah menikah langsung dapat momongan sehingga tersita waktu dan perhatiannya untuk mengurusi anak. Akan tetapi jika keniscayaan ini sudah dipersiapkan sebelum menikah, tidak akan terlalu kaget apalagi sampai depresi.
Metode lainnya adalah dengan meminta izin pasangan sejak sebelum menikah, agar pasangan paham bahwa kita memiliki banyak aktivitas luar rumah, misalnya mengaji, mengisi kajian, mengajar privat, kursus tahsin, dan lain sebagainya. Sehingga setelah menikah pun ia akan mau mengerti dan mudah memberi izin keluar rumah untuk aktivitas tersebut.
4. Menjaga bentuk tubuh, tapi juga mengikhlaskan diri jika penampilan berubah setelah menikah
Kebahagiaan dalam rumah tangga biasanya menyebabkan badan membesar. Untuk wanita, ketika hamil pun badan akan berubah. Banyak yang tak bisa menerima anugerah ini dan merasa benci dengan bentuk tubuhnya yang melar atau penuh stretch mark. Oleh sebab itu perlu diantisipasi sejak awal, yakni dengan menjaga asupan makanan, memperbanyak waktu untuk melatih tubuh/ olahraga, atau mempersiapkan mental dengan mensyukuri bentuk tubuh yang membesar atau pipi yang makin chubby sebagai karunia Allah.
5. Belajar mengelola keuangan
Meskipun setelah menikah mendapat gaji double jika kedua pasutri sama-sama bekerja, akan tetapi kebutuhan hidup pun meningkat: menyisihkan uang untuk tabungan membeli rumah, tabungan pendidikan anak, dan lain sebagainya, maka pasutri penting belajar mengelola keuangan agar tidak pusing ketika menjalani hari-hari pernikahan penuh dengan tagihan ini-itu.
demikianlah ulasan yang bisa kami sampaikan , semoga ada manfaat yang bisa dipetik oleh pembaca sekalian, terima kasih…
sumber : www.bacaanmuslimahku.com
Share :