Diselingkuhi memang menyakitkan.
Sakitnya bukan hanya di hati namun juga di badan.
Karenanya, bukan tidak mungkin jika orang bisa langsung jatuh sakit pasca dikhianati pasangan.
Pernah mengalaminya juga?
Penelitian dan pakar percintaan mengatakan jika diselingkuhi memang bisa mengubah seseorang.
Bukan hanya dalam hal mempercayai orang juga namun kesehatan.
Studi terbaru dari Universitas Nevada pun memperkuatnya.
Dikatakan jika selingkuh punya imbas pada tubuh karena rasa stres berlebihan.
Rasa tertekan itu pun dapat menyebabkan gangguan makanan.
Terlalu banyak olahraga, minum alkohol hingga mengonsumsi obat-obatan demi kabur sejenak dari pahitnya realita.
Seperti yang dialami pasangan suami istri hingga pernikahan mereka berakhir tragis, dikutp dari eberita.org:
Awalnya kami cuma saling like status lama kelamaan beralih saling berkirim pesan.
Dalam pesan-pesan yang singkat kami pun saling rinci keadaan.
Meski dia tahu aku istri dan ibu dari anak 4 tahun, dia tetap manis menanggapinya.
Dari situ, kami teruskan kirim pesan dengan saling berikan pin BB.
Kirim foto dan berujung pada janjian adakan pertemuan.
Aku benar-benar khilaf dan terbuai suasana.
Dia memang lebih ganteng dari suamiku dan tak segan-segan memberikan sepatu, seragam sekolah, seragam olah raga dan tas mahal untuk anakku.
Bayangkan untuk membeli barang tersebut dia rela merogoh ATM nya.
Aku begitu terharu. Itulah awal pertemuanku.
Hari berikut koment-komennya mulai sedikit genit dan nakal.
Dan anehnya aku makin terhibur dengan inbok-inbok nakalnya.
Mulailah setan merayapiku.
Aku tak segan-segan memberi foto telanjang dada permintaannya.
Malam-malam yang ada penuh bunga-bunga bangkai bertebaran.
Invite BB, FB dan mention twitter begitu berani dan menantang brahi.
Aku gak menyangka, meski sudah beranak satu tapi masih ada perjaka yang menyukai.
Belum lagi, di profilnya dia merupakan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di jogjakarta.
Minggu itu, di pertemuan kedua, kami sudah langsung cek in hotel di kotaku jakarta. Sebulan dia di jakarta membuat
Kami sering adakan pertemuan hingga sampai pertemuan ke delapan.
Tiga bulan berlalu, aku mulai hamil.
Aku merasa biasa saja.
Tapi kedua orang tuaku bingung dan mempermasalahkannya.
Pasalnya, sudah setahun suamiku kerja di pengeboran lepas pantai luar jawa.
Dan sudah barang tentu tak pernah setahun ini menyentuhku.
Aku tetap bilang pada mereka, bahwa ini adalah janin suamiku.
Tapi kedua orang tuaku tetap menuduhku melakukan serong.
Akhirnya, suamiku pun dituntut pulang.
Tanpa basa-basi, suamiku pun cek BB dan FB ku.
Aku demikian bingung dan panik. Masih ada pesan-pesan nakal ku di situ.
Aku menangis sejadi-jadinya.
Menyembah-nyembah, bertekuk lutut di hadapan suami dan kedua orang tua kandungku.
"Menantuku, cepat ceraikan dia, biarlah aku kehilangan anak gadis dari pada kehilangan menantu dan cucu sebaik kamu." kata ibuku "Dan kamu..!" ibu menudingku dengan mata berair.
"Pergilah kemana kau mau, sekarang juga. Dan jangan pernah kau tampakkan wajah menjijikkanmu di hadapanku dan keluargaku."
Aku keluar rumah dengan tangisan anakku.
Bahkan untuk memelukpun aku tak diizinkan.
Ku coba minta pertanggung jawaban dari lelaki itu.
Namun BB FB nya sudah tak aktif lagi. Ku beranikan diri datang ke jogja kampus dimana dia kuliah.
Di KABAG kemahasiswaan, ternyata tak menemukan nama yang ku maksud.
Aku tunjukkan foto wajahnya, dan ternyata tiada ditemui wajah yang seperti itu.
Aku menangis sejadi-jadinya. K4ndung4nku sudah hampir 6 bulan.
Uang sangu pun menipis.
Tak tahu kemana arah diuntung.
Tak tahu Kemana nasib akan menuntun. BB dan FB benar-benar memporak -porandakan rumah tanggaku.
# ibu-ibu, bapak-bapak dan sahabat-sahabat ku yang baik, gunakan BB FB sesuai kebutuhan dan kemanfaatannya.
Bila tak ada manfaaatnya dan malah menjerumuskan kita kedalam kemaksiatan.
Maka demi keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga, berhati hatilah main FB, chating dan invite BB.
Sumber: tribunnews.com
Share :