Lantaran Tak Temukan Coklat di Martabak, Konsumen Gebrak Meja Kasir sampai Pecah, Padahal. . . .


Komplain kepada penjual atau perusahaan tertentu sah dilakukan oleh konsumen.

Setiap konsumen berhak memberikan keluhan atas apa yang telah dibelinya.

Bahkan sekarang penjual, rumah makan atapun perusahaan berlomba-lomba mencari testimoni pelanggan.

Tujuannya adalah untuk mengevaluasi produknya, apakah bisa diterima konsumen atau tidak.

Maka dengan demikian mereka bisa mengembangkan atau memperbaiki kualitasnya.

Akan tetapi konsumen yang melakukan komplain sebaiknya juga mengerti batas-batas.

Jangan mentang-mentang sebagai konsumen, maka mereka seenaknya saja.

Peribahasa "pembeli adalah raja" memang ada benarnya tapi konsumen bukanlah penguasa.

Misalnya seperti kejadian yang terjadi pada penjual martabak ini yang bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua.

Pengalaman ini dialami oleh pemilik akun Facebook Ani Trihandayani.

Ani Trihandayani juga merupakan penjual martabak.

Dia mengaku baru saja dikomplain oleh konsumennya.

Pembelinya marah-marah karena tak menemukan cokelat di martabak yang dibelinya.

Saking marahnya, konsumen itu sampai menggebrak meja kasir hingga pecah.

Masih belum puas, pembeli itu sampai menghancurkan martabak yang dibelinya dan dibuang ke jalanan.

Jelas protes keras dan berlebihan dari pembeli ini membuat Ani Trihandayani syok.

Dia lantas membagikan kisahnya ke grup Langsungenak pada 26 Januari 2018.

"Assalamualaikum le lovers sekedar berbagi cerita.

Kira kira beginilah penampakan martabak Grentea coklat di kedai saya.


Tapi kemarin di protes konsumen, karena tidak ada sebutir coklatpun di dalamnya.

Setelah saya jelaskan baik baik kalau coklat greantea itu warnanya hijau, dan sudah meleleh di tengah martabak yang panas, konsumen malah marah.

Cara marahnya yang keterlaluan. Sambil menggebrak meja kasir sampai pecah.

Di hancurkannya martabak yang sudah saya kemas di dalam kotak, lalu di lemparkan ke jalanan sambil berteriak teriak, mana coklatnya?

Benar benar menguji kesabaran kami." begitu tulis Ani Trihandayani.

Pembeli itu protes lantaran tidak tahu soal cokelat greentea di martabak Ani Trihandayani.

Mungkin dibayangannya cokelat selalu berwarna "cokelat."

Sementara itu netizen juga merasa ada kesalahan pula di menu Martabak Grentea Coklat milik Ani Trihandayani.

Menurut netizen sebaiknya ditulis martabak greentea saja.

"Dulu saya bekerja di salah satu first class lounge di bandara Soeta, orang kaya yang berpendidikan biasanya kalo komplain ga teriak teriak,malah pake bisik-bisik,biar ga bikin ribut. Emang ga perlu kaya asal berpendidikan pasti faham etika.yang sabar ya bunda" tulis Sri Wahyuniasih.

"Martabak cokelat greentea,sekilas klo di tangkap beberapa orang mungkin ada cokelat dan di tambah rasa greentea, bisa jadi koreksi bun buat pemberian nama menu nya #saransaja sabar nya penjual menghadapi pembeli insya Allah berbalas bun semangat " tulis Rizkha Murni Sovi.

"Sabar yaa bunda.....mungkin ini ujian.....doakan yang baik2 aja buat pmbeli yg arogan seperti itu.....ambil positifnya aja...siapa tahu dengan tingkahnya itu,banyak yang penasaran pengen beli martabak bunda....insha Allah bunda...smngat yaa" tulis Nursyah Amaliah IbrahimJunus.

"sabar mba, saya pernah bikin kue kering kutoping coklat hijau disangka sudah bulukan karena warna nya hijau, padahal coklat warna hijau, saking yang ngomong awam soal bahan kue." tulis Halima Ratu Madaniyyah.

"Ada ya orang tega buang2 duit buang makanan gitu, padahal terbul isian greentea secara harga dikisaran 25 ribu. Minta ditampol greentea sekerdus" tulis Risqu Ratih Purwanti.

"Sebagai customer kalau saya liat Tulisan judul "Martabak Greentea Cokelat" artinya harus ada COKELATnya dan harus ada GREENTEA nya. Sebaiknya namanya ganti aja cukup MARTABAK GREENTEA aja daripada dianggap PHPin customer.

Ohya, saya tukang kue, sering belanja bahan kue dan tau di dunia ini ada cokelat rasa green tea.

Walaupun sebenarnya kalau mau agak rajin liat ingredients-nya, cokelat green tea itu TIDAK MEMAKAI BUBUK KAKAO/COKELAT sama sekali.

Jadi yang nyela-nyela orang yg kurang paham soal cokelat green tea, plis deh ya belajar lagi.
Tapi memang cara komplain customer yg mba sebut di atas ya keterlaluan. Tidak seharusnya bersikap seperti itu." tulis Fadhilah Habiburrachman.

Postingan Ani Trihandayani ini telah mendapatkan like lebih dari seribu.

Bahkan sudah ada lebih dari 450 komentar di sana.

Share :
close