Hari Ini Pemerintahan AS Resmi Tutup, Benarkah Seperti Ramalan Baba Vanga?


Pernahkah kamu mendengar ramalan nan mencekam yang benar-benar jadi kenyataan?

Nostradamus dari Balkan sepertinya cukup pantas menyandang gelar ahli nujum jempolan.

Coba saja dengar nubuat nan dahsyat berikut ini hingga bisa buat kamu gemetaran.


"Saudara-saudara Amerika akan jatuh setelah diserang oleh burung-burung baja."

"Serigala akan melolong di semak-semak, dan darah tidak berdosa akan tercurah."

Benar, Baba Vanga asal Bulgaria yang buta sukses meramalkan jauh-jauh hari sebelum tersaji tragedi 9/11 di tahun 2001.

Padahal sudah meninggal di tahun 1996 dalam usia 85 tahun, gaung ramalan yang dia lemparkan masih meledak-ledak hingga saat ini.


Memasuki tahun 2018, ampuhnya ramalan sang ahli nujum kembali terbukti.

Di tahun 2016, Donald Trump naik ke tampuk kekuasaan tertinggi sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45.

Terpilihnya sosok yang sering mengoceh di Twitter membuat publik AS seakan terbelah.

Ada yang merasa senang dan mendukung, namun ada pula yang ngamuk tidak terima.

Paling membuat ngeri, usai suami Melania Trump memimpin, terjadi aksi demonstrasi besar-besaran.

Sebagian penduduk AS seaakan tidak puas dengan sistem demokrasi yang dibangga-banggakan ke penjuru dunia.

Mimpi-mimpi buruk segera melompat jadi kenyataan.

Orang imigran hidup lebih sengsara, ada wacana tembon penghadang akan dibangun di perbatasan AS-Meksiko, bahkan ancaman paling mematikan, senjata nuklir, semakin sering diperbincangkan.


Ternyata, terpilihnya Trump sebagai presiden membangkitkan ingatak kolektif masyarakat internasional.

Mereka balik menapaki satu dari ratusan ramalan yang tidak kalah mengejutkan dari sang ahli yang buta karena jatuh saat terjadi badai.

Ramalan menyebut Barack Obama akan menjadi Presiden AS terakhir.

Ini berarti, hanya ada 44 presiden yang pernah memegang tampuk kekuasaan Negeri Paman Sam.

Saat Presiden AS ke-44 si orang Afrika-Amerika memasuk Gedung Putih, maka lonceng bencana ekonomi mahadahsyat akan tersaji.


Pada 2008, krisis yang diramalkan ternyata sungguhan terjadi.

Perekonomian AS ambruk dan merembet ke sejumlah negara di seluruh dunia.

Saat kemudi AS resmi diambil alih Trump, ramalan yang menyebut Obama adalah sebagai Presiden
AS terakhir makin gencar jadi sorotan tajam.

Omong kosong Baba Vanga tidak terbukti dan mulut besar Donald Trump hingga awal tahun 2018 berceceran bebas di mana-mana.

Akan tetapi menjelang pergantian bulan ke-2, kejutan fantastis segera terkuak.

Hari sabtu (20/12018), AS resmi berada dalam kondisi yang menghentak dunia: layanan pemerintah dihentikan.

Bahasa populernya, "Tombol mati Amerika Serikat sudah dipencet."

Shutdown terjadi setelah Pemerintah dan Kongres AS tidak mufakat ketika berdiskusi terkait anggaran pemerintah untuk tahun 2018.


Dikutip wartawan Grid.ID dari Kompas.com, jika benar terjadi, setidaknya ada sejumlah kekacauan yang akan terselenggara.

Pertama, Pemerintah AS akan mengehentikan pelayanan bagi rakyat.

Kdua, pegawai negeri sipil akan dirumahkan tanpa menerima gaji.

Secara langsung ini berarti bahwa akan makin banyak pengangguran yang bertebran.

Sungguh, narasi memilukan kontras dengan janji agung Trump yang ingin Make America Great Again.

Belum dapat diketahui kondisi macam ini akan terus berlanjut hingga kapan.

Melihat realitas yang baru-baru ini bergulir, sepertinya masyarakat internasional perlu kembali mengkaji bersama apa yang dimaksud Baba Vanga tentang 'orang Afrika-Amerika yang jadi Presiden AS terakhir'.

Bisakah kamu membantu kami mencari jawabannya?

Share :
close