Umumnya yang memiliki dua pasangan adalah pria atau sering disebut poligami.
Meskipun banyak juga yang menentang, namun poligami masihg lumrah dan banyak dilakukan orang.
Namun bagaimana jika dengan poliandri. Dimana si wanita yang memiliki dua pasangan.
Kisah ini terjadi di Malaysia, dilansir dari Thereporter.
Sebuah kisah pilu seorang pria yang terpaksa merelakan istrinya menikah lagi.
Pria itu bernama Hasan (Nama yang disamarkan), istrinya bernama Dian (Nama yang disamarkan).
Hasan menuturkan kisahnya ketika ia pasrah berbagis istri.
Disini saya ingin sedikit berbagi pengalaman hidup saya bersama istri saya.
Mungkin ini bisa dibilang eksklusif karena tidak biasa terjadi dan tidak lumrah, tetapi saya dan suami-suami saya telah menjalaninya selama bertahun-tahun hingga saat ini.
Saya bertemu dengan istri ketika kami satu sekolah. Saat itu saya melihat istri merupakan wanita yang sangat baik, dan kami berpacaran selama 3 tahun hingga akhirnya kami menikah.
Istri saya merupakan wanita cantik, saat sekolah banyak pria yang mencoba mendekatinya tapi beruntung istri kecantol dengan saya.
Entah apa yang ia lihat dari saya.
Saya pemuda biasa, punya wajah pas-pasan dan tak terlalu kaya.
Hanya saja, saya memang pekerja keras dan sunguh-sungguh dalam setiap target yang ingin saya cita-citakan.
Setelah sekolah, saya bekerja di sebuah perusahaan.
Awalnya keluarga kami baik-baik saja. Saya sangat bersyukur istri sangat mencintai dan perhatian.
Tapi setelah 7 tahun pernikahan kami, bak disambar petir saya mengalami kecelakaan.
Lebih kaget, meskipun saya sembuh dan bisa berjalan normal. Saya dinyatakan terkenal penyakit hernia dan menyebabkan kemampuan seksual saya langsung turun drastis.
Saat itu usia saya 35 tahun, sementara istri 32 tahun.
Jelas masih sangat muda dan membutuhkan hubungan biologis.
Saya syok, dan saya juga melihat istri juga syok meskipun ia tetap tersenyum dan membesarkan hati saya.
3 bulan setelah kejadian itu, saya dibuat menangis ketika menemukan curhatan istri yang dalam tulisannya ia kesulitan menyalurkan hasrat biologinya.
Namun untuk bercerai, ia juga tak mau karena mencintai saya.
Akhirnya, setelah perdebatan batin panjang. Saya memberanikan membahas hal ini dengan istri.
Saya menyarankan dia menikah lagi, saya pasrah jika dia mendapatkan laki-laki lain.
Karena sebagai lelaki saya berdosa jika cuma mampu mencukupi kebutuhan fisik tak memenuhi kebutuhan batin.
Kebetulan istri saya mengikuti reuni dan bertemu kembali dengan teman-temannya saat Sekolah menengah.
Disanalah ia juga memberanikan diri jika ada seorang teman yang mengaku tertarik padanya.
Saya minta bertemu dan kami makan malam bersama.
Pria itu orang baik, cukup tampan dan memiliki pekerjaan cukup baik.
Saya lihat istri juga nyaman dengannya dan saya pikir istri memiliki ketertarikan dengan temannya ini.
Karena itu, akhirnya saya menyarankan dia menikah dan saya akan menceraikan dia.
Tapi istri menangis semalaman, sambil sesengukan ia mau menikah asal saya tak menceraikan dia.
Saya syok, apakah dia mau melakukan poliandri.
Akhirnya dia menjelaskan jika dia tetap mencintai saya dan dia hanya membutuhkan penyaluran biologi dengan cara yang baik.
Hati pria mana yang siap berbagi istri.
Saya menangis di dalam hati, ketika saya mengatakan silahkan dan siap menikahkan mereka.
Awal tahun mereka menikah dengan diam-diam tak sampai tercatat secara negara.
Setelah menikah, istri seakan memberi tahu jika ia tetap mencintai saya.
Bahkan saat malam pengantin, sebelum masuk kamar mereka istri sempat menangis dan menciumi saya berkali-kali sambil meminta maaf.
Tapi bagaimana, meski sedih nasi telah jadi bubur.
Banyak tetangga mencemooh ini jika sampai tersebar.
Tahun pertama pernikahan dengan suami kedua banyak menuai pro dan kontra, bahkan lebih banyak kontranya daripada yang pro terutama dari keluarga dekat yang tahu rahasia tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu dan dengan penjelasan apa yang sebenarnya terjadi dengan rumah tangga saya, mereka sedikit melunak.
Tapi dalam hati saya, berdosakah saya mengizinkan istri menikah lagi.
Jujur saja, hati ini panas setiap malam ketika istri masuk kekamar mereka.
sumber : tribunnews.com
Share :