Dokter Inong, Berhijab Setelah Melihat Jenazah Perempuan


Beberapa muslimah memiliki peristiwa menarik sebelum akhirnya memutuskan untuk mengenakan hijab sebagai kewajiban seorang muslimah.

Seperti yang dialami aktivis profesional independen yang teguh menolak perilaku lesbian, gay, biseks dan transgender (LGBT) Dr. Dewi Inong Irana.

Ia mengaku mengenakan hijab sejak tahun 1983. Cerita berawal ketika dirinya ikut kursus menyelenggarakan jenazah.

"Waktu itu saya belum berhijab," ungkapnya pada Republika cetak, Jumat (26/1/2018).

"Saya waktu itu ikut menyelenggarakan jenazah. Oh, jadi jenazah itu dipakein hijab. Saya lihat itu, jadi deh saya pakai hijab," ungkap perempuan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Dokter Inong pertama kali bersinggungan dengan urusan kesusilaan saat bertugas di Madiun, Jawa Timur. Ia bekerja di Puskesmas Jiwan dan memegang lokalisasi wanita tuna susila.  Dari pengalamannya itu, ia ingin menjadi dokter spesialis kulit dan kelamin.

Sebagai dokter ia tidak setuju dengan lokalisasi. Menurutnya lokalisasi hanya seperti sebuah keputusan yang melegalkan perzinaan.

Share :
close