INFOBERITATERKINI.COM - Hei Cina loe! Cina ma enak! Kaya2 semua! Nggak ada yamg susah, miskin, dan melarat. Fenomena di Indonesia selalu melihat etnis Tionghoa sebagai kelompok yg kaya, sukses dalam bisnis dan hidup mewah. Seolah-olah etnis lain hidup di bawah garis kemiskinan, susah, tertindas dan dijajah.
Ini adalah konsep yg dibangun oleh sekelompok orang untuk membangun kecemburuan sosial dan menebar kebencian serta mengangu persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia.
Pengalaman saya sejak muda melayani semua anak-anak dari berbagai latar belakang, saya mendapatkan bahwa filosofi kehidupan anak-anak etnis Tionghoa ditanamkan berjuang, bekerja yg rajin dan jangan meminta-minta atau mengemis. Intinya hidup sebagai manusia harus punya 'integritas' atau 'harga diri.'
Dulu saya melayani anak-anak yg tinggal di pinggiran sungai kapuas, kebanyakan anak usia sekolah berjualan kue sepanjang jalan Tanjung Pura dan jalan Gajah Mada untuk menghidupi dirinya sendiri dan sekolah.
Tinggal di gubuk yg sangat sederhana, tapi tidak membuat mereka putus asa. Ada yg tidak memiliki ayah dan ada yg tidak memiliki ibu. Ada yg ibunya pergi meninggalkan mereka sejak usia beberapa tahun, sehingga mereka harus berusaha mandiri karena ayah mereka pun kerja sebagai buruh kasar.
Banyak diantara mereka tidak mampu melanjutkan sekolah dasar karena:
1. Jika sekolah SD Negeri mereka dibully oleh kelompok mayoritas
2. Jika ingin masuk SD Swasta terlalu mahal
Hal ini tidak asing bagi saya karena dulu masih kecil ketika saya tinggal di Jl. Hijas pagar alam juga mengalami hal yg sama. Kadang jual kue namun kue diambil tanpa dibayar, sekolah juga begitu sering dibully.
Lalu apakah yg membuat etnis Tionghoa bisa banyak yg berhasil? Jawabannya terus berjuang dan memegang prinsip kerja keras.
Jika bicara dijajah, ditindas, diskriminasi semua dunia juga tahu siapa yg menjajah dan siapa yg diskriminasi. Tanya saja pada Susi Susanti, Alan Budikusuma dan sederet atlet yg mengharumkan nama Indonesia.
Hari ini juga begitu banyak etnis Tionghoa yg hidup di bawah garis kemiskinan dan yg masih terus berjuang, kerja keras dan tak kenal menyerah.
Seharusnya negeri ini mencintai semua etnis, suku dan ras. Tidak perlu mengatakan 'pribumi dan nonpribumi.' Bukankah negara ini dibangun bersama-sama, coba bayangkan jika satu etnis saja pergi dari bumi pertiwi ini maka pasti akan terjadi krisis, stabilitas politik tergangu, kepercayaan dunia pudar, bukankah kesusahan juga akan menimpa kita bersama.
Jika kita miskin jangan salahkan orang lain tapi coba introspeksi diri. Jangan selalu salahkan pemerintah dan kelompok lain tapi introspeksi diri, apakah sudah cukup rajin, apakah sudah cukup berjuang?
Jika hanya bermalas-malasan maka tidak mungkin makanan menghampirimu. Alkitab berkata: 'jika seorang tidak mau bekerja janganlah dia makan.'
Pelajari tindakanmu apakah bermanfaat bagi orang lain. Jika yang dibuat bermanfaat bagi orang lain maka rejeki dan kasih dari sesama akan menghampirimu.
Akhirnya marilah kita bangun rasa persatuan dan kesatuan di negeri ini.
Menebar Kebajikan
Merawat Keragaman
Meneguhkan Solidaritas
Sumber artikel diambil dari halaman facebook John Sung
Share :